Dari Finalis Liga Champions, Inter Milan Kini Terancam Alami Degradasi

Inter Milan, salah satu klub raksasa asal Italia, saat ini sedang dilanda tekanan finansial yang serius. Meskipun memimpin dalam klasemen Serie A dan berhasil melaju ke babak gugur Liga Champions, klub ini mendadak menjadi berita utama setelah membayar kompensasi tahunan kepada 10 anggota dewan direksi mereka. CEO korporat Alessandro Antonello dan CEO bidang olahraga Giuseppe Marotta menerima kompensasi yang lebih rendah, menyebabkan kemunculan spekulasi tentang situasi keuangan klub. Kabar buruk tentunya diperparah dengan melemahnya kekuatan perusahaan induk mereka, Suning Group yang berbasis di China.

Dalam upaya untuk bertahan, Inter Milan bergantung pada transfer pemain untuk menyeimbangkan neraca keuangan mereka. Sejak beberapa musim ke belakang, Nerazzurri terpaksa harus menjual beberapa pilar seperti Marcelo Brozovic dan Andre Onana. Keduanya dibanderol cukup mahal, namun, dana segar yang masuk masih tak cukup hingga situasi makin pelik dikala klub sempat mempertimbangkan untuk bergabung dengan European Super League (ESL). Namun, rencana ini mengancam posisi mereka di Serie A, karena Federazione Italiana Giuoco Calcio (FIGC) mengancam akan mengambil tindakan keras untuk melindungi integritas liga domestik.

FIGC, sebagai induk sepakbola Italia, menetapkan klausa yang melarang klub Italia bergabung dengan European Super League. Klub - klub yang berada dalam naungan FIGC termasuk Inter, hanya boleh mengikuti kompetisi yang diakui oleh FIFA, UEFA, dan FIGC. FIGC secara tegas mengumumkan bahwa klub yang berpartisipasi dalam ESL akan dilarang bermain di Serie A pada musim 2024-25. Tentunya apabila masalah finansial Nerazzurri tak kunjung diselesaikan, maka mereka terancam mendapatkan sanksi finansial hingga degradasi. Hingga saat ini, hutang Inter Milan masih berada di angka 898 juta Dollar, meskipun telah turun dari 980 juta Dollar di tahun sebelumnya.