Keajaiban di Paris, Leonardo Veddriq Raih Emas Pertama Indonesia di Olimpiade!
Leonardo Veddriq mencetak sejarah gemilang bagi Indonesia dengan meraih medali emas pertama di Olimpiade Paris 2024 dalam cabang olahraga pa...
Penampilan para drag queen dalam parodi "Perjamuan Terakhir" pada upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 memicu kritik keras di media sosial, terutama dari komunitas Kristen. Pertunjukan ini menampilkan 18 pemain yang berpose di belakang meja panjang, mirip dengan lukisan Leonardo da Vinci yang ikonik. Disertai seorang wanita dengan hiasan kepala perak besar yang menyerupai Yesus dalam lukisan klasik. Selain itu, penampilan seorang pria yang dicat biru dan hanya ditutupi rangkaian bunga dan buah turut dikritik keras, yang kemudian diakhiri koreografi penuh kontroversi.
Penampilan ini pada akhirnya menuai banyak kritik dari pengguna media sosial dan tokoh masyarakat. Clint Russel, pembawa acara podcast Liberty Lockdown, menyatakan ketidaksetujuannya dengan menyebut pertunjukan itu sebagai penggantian Yesus dan para rasul dengan pria-pria LGBTQ. Marion Maréchal, seorang politisi Katolik Prancis, juga mengutuk pertunjukan tersebut, menyatakan bahwa itu adalah provokasi dari minoritas sayap kiri. Bahkan, Elon Musk, bos Tesla, turut berkomentar dengan menyebut bahwa penampilan tersebut sangat tidak menghormati budaya dan tradisi umat Kristen.
Dampak dari aksi ini kini semakin parah dengan ketegangan yang meningkat di media sosial hingga kalangan politik. Banyak yang merasa bahwa pertunjukan ini adalah penghinaan terhadap agama Kristen dan menimbulkan perdebatan tentang batasan kebebasan berekspresi. Namun, ada juga pihak yang melihatnya sebagai bentuk seni yang memprovokasi pemikiran tentang kekerasan dan toleransi antar manusia. Kontroversi ini menunjukkan betapa pentingnya sensitivitas budaya dalam acara-acara besar seperti Olimpiade. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran untuk diperbaiki di turnamen berikutnya.
