Keajaiban di Paris, Leonardo Veddriq Raih Emas Pertama Indonesia di Olimpiade!
Leonardo Veddriq mencetak sejarah gemilang bagi Indonesia dengan meraih medali emas pertama di Olimpiade Paris 2024 dalam cabang olahraga pa...
Jelang kompetisi renang Olimpiade, isu doping Cina menjadi sorotan utama yang kini menjadi topik panas di media sosial. Skandal ini sejalan dengan keluhan mengenai kurangnya transparansi dan kemarahan internasional. Banyak perenang yang mengungkapkan kekecewaan terhadap sistem anti-doping global, salah satunya adalah bintang Amerika, Caeleb Dressel, yang meragukan efektivitas sistem tersebut. Skandal ini menjadi lebih rumit setelah sebuah investigasi mengungkap bahwa 23 perenang Cina terlibat dalam kasus doping sebelum Olimpiade terakhir namun tetap berkompetisi.
Melihat kasus ini, banyak atlet merasa sistem anti-doping yang seharusnya menjaga kebersihan olahraga tidak berfungsi dengan baik. Keberadaan atlet Cina yang terlibat dalam kasus doping juga memicu ketegangan dan ketidakpuasan di antara rival-rival mereka. Atlet dari negara lain seperti Australia menyatakan kemungkinan untuk melakukan protes selama perlombaan, sementara beberapa perenang Cina merasakan dampak langsung dari pengujian doping yang lebih sering. Keputusan untuk memperketat pengujian terhadap atlet Cina juga menunjukkan besarnya dampak dari kasus ini.
Perkembangan terbaru kini menunjukkan adanya upaya untuk menangani isu ini dengan lebih serius. Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah mengubah kesepakatan baru di Olimpiade Musim Dingin 2034 sebagai bentuk tekanan terhadap Amerika Serikat agar menghentikan kritik terhadap WADA. Selain itu, FBI dan Departemen Kehakiman AS telah membuka penyelidikan kriminal terkait penanganan kasus doping Cina. Meskipun kritik terhadap WADA masih berlangsung, pihak berwenang dan organisasi olahraga berkomitmen untuk memperbaiki sistem dan membangun kembali kepercayaan atlet.
