Keajaiban di Paris, Leonardo Veddriq Raih Emas Pertama Indonesia di Olimpiade!
Leonardo Veddriq mencetak sejarah gemilang bagi Indonesia dengan meraih medali emas pertama di Olimpiade Paris 2024 dalam cabang olahraga pa...
Sehari sebelum upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, lebih dari satu juta tiket acara masih belum terjual, termasuk banyak untuk upacara pembukaan yang diadakan di Sungai Seine. Meskipun penyelenggara telah menetapkan target tinggi untuk penjualan tiket, mereka hanya berhasil menjual sekitar 8,8 juta tiket. Sementara, masih banyak tiket yang tersedia dan dijual setiap hari, dengan begitu banyak pemegang tiket kini berjuang untuk menjual tiket yang tidak lagi mereka inginkan. Bahkan, demi meningkatkan penjualan, tiket baru terus ditambahkan ke aplikasi dan situs web resmi Paris 2024.
Salah satu alasan utama sepinya Olimpiade Paris 2024 adalah banyak orang yang berubah rencana jelang hari Olimpiade. Selain itu, harga akomodasi yang tinggi juga menjadi faktor yang membuat wisatawan enggan datang. Hotel-hotel di Paris telah menaikkan harga lebih dari dua kali lipat, bahkan lebih untuk kamar dengan pemandangan Sungai Seine. Banyak warga Paris yang juga berharap bisa mendapatkan keuntungan dengan menyewakan rumah mereka, namun pengunjung justru turun hingga 30%. Selain itu, banyak tiket yang dijual kembali di aplikasi resmi kalah harga dengan tiket baru yang lebih murah.
Fenomena sepinya Olimpiade Paris 2024 memiliki dampak signifikan, terutama bagi industri pariwisata lokal. Banyak kafe, restoran, dan pemandu wisata melaporkan penurunan pemesanan yang drastis, beberapa bahkan mempertimbangkan untuk menutup usaha mereka selama Olimpiade. Secara keseluruhan, meskipun Olimpiade ini diharapkan dapat merangsang ekonomi lokal, kenyataannya banyak warga Paris yang merasa dirugikan. Kini, penyelenggara harus kembali memikirkan perencanaan dan strategi yang lebih matang demi membuat penyesuaian yang efektif demi keuntungan semua pihak.
