Keajaiban di Paris, Leonardo Veddriq Raih Emas Pertama Indonesia di Olimpiade!
Leonardo Veddriq mencetak sejarah gemilang bagi Indonesia dengan meraih medali emas pertama di Olimpiade Paris 2024 dalam cabang olahraga pa...
Olimpiade Paris 2024 sedang diwarnai oleh lonjakan kasus COVID-19 yang melibatkan beberapa atlet ternama. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran tentang efektivitas langkah-langkah pencegahan yang diterapkan untuk menghentikan penyebaran virus. Berbeda dengan Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 yang penuh dengan protokol ketat, Paris 2024 tidak menerapkan pembatasan yang sama. Meskipun begitu, COVID-19 tetap menjadi ancaman yang signifikan di berbagai belahan dunia yang secara mengejutkan mulai menyebar cepat, termasuk di Desa Olimpiade Paris.
Perenang Australia Lani Pallister dan perenang Inggris Adam Peaty. Lani Pallister harus mundur dari nomor 1.500 meter gaya bebas untuk menghemat energi untuk nomor 4x200 meter gaya bebas estafet. Sementara itu, Adam Peaty dinyatakan positif COVID-19 sehari setelah meraih medali perak di nomor 100 meter gaya dada. Peaty mengalami gejala ringan dan berharap bisa pulih untuk mengikuti nomor estafet. Kasus positif lainnya ditemukan di tim polo air wanita Australia, yang memaksa beberapa pemain untuk menjalani isolasi. Hal ini tentunya perlu menjadi agenda yang harus diperhatikan secara serius.
Meskipun tidak ada protokol ketat yang diberlakukan di Olimpiade Paris 2024, beberapa pencegahan tetap diambil oleh tim-tim yang terdampak. Atlet yang dinyatakan positif diharuskan memakai masker dan menghindari area dengan volume tinggi. Negara seperti Inggris dan Kanada juga meningkatkan kewaspadaan dengan sering mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, dan mengenakan masker di area umum. Ke depan, penting bagi penyelenggara Olimpiade untuk terus memantau situasi dan mempertimbangkan penerapan protokol kesehatan demi keselamatan semua peserta.
